Puzzle – Cerita Entah Apa Namanya

Semua bermula pada bulan Oktober, setelah pendakian di Lawu yang gagal itu. Kini aku telah empat kali melewati tempat yang sama. Tempat dimana “Kopi Pahit” itu diseduh dan kini masih teringat dalam memoriku. Yap, memang melewatinya selalu membangkitkan ingatan, tapi itu sudah berlalu. Jalan di depan tidak satu pun ada jalan mundur ke belakang, ke masa lalu, semuanya mengarah ke waktu yang terus maju. Jadi aku pun membuat ingatan itu menjadi wajar, hidup harus tetap berjalan. Walaupun sepahit apa kenangan di belakang.

Aku melihatnya sekarang. Kopi pahit itu seperti tapal batas. Saat-saat itu seperti pinggiran sebuah puzzle yang menandai berakhirnya sebuah sisi puzzle. Saat itu pinggiran puzzle yang akan bertemu pinggiran puzzle lainnya. Puzzle yang sedang ku jalani sekarang. Puzzle yang aku tak tahu seberapa luasnya dan dimana sisi-sisinya.

Namun setiap puzzle akan terhenti juga. Setiap puzzle akan berganti dengan puzzle lain, tepat setelah time limite nya berakhir, itulah  fase kehidupan. Step-step yang banyak yang harus kita lalui. Step-step yang jangka waktu antaranya tak kita ketahui. Step-step yang menuntun kita ke kehidupan selanjutnya.

Yap, sudah hampir 2 tahun aku berada di puzzle yang sekarang kujalani. Belum kulihat sisi-sisinya. Namun satu hal yang ku ketahui, ternyata puzzle ku sekarang ini adalah bagian dari sebuah puzzle besar yang bernama “Masa Kuliah”. Dan satu hal yang pasti, deadline dari Puzzle besar ini sudah ada batasnya, itu pasti. Batas ini tak bisa ditambah, tapi bisa dikurangi.

Kuyakini sekarang, berakhirnya puzzle besar “Masa Kuliah” itu akan berpengaruh pada puzzle di dalamnya. Bisa jadi dia akan memutus dan memberi sisi semua puzzle kecil di dalamnya. tapi kulihat, ada beberapa puzzle kecil di dalam puzzle besar ini yang bisa tidak berakhir ketika deadline puzzle besar berakhir. Hanya beberapa saja, yang lainnya tidak, hampir semua akan ikut matinya puzzle besar.

Disini, ada satu puzzle yang terkadang memberi semangat berlebih, lalu saat tertentu menghempaskan semua semangat dan meremehkan semua yang di lalui hanya dalam satu sentakan. Puzzle itu bernama “Mengejar Cita-cita dalam menulis”. Puzzle ini bisa membuat susah tidur karena dia membakar semangat berlebihan.

Dia menghujani pikiran dengan ide-ide sampai dua tangan tak cukup untuk menulisnya. Dia membuat kepala panas, hati berbunga dan pikiran begitu aktif. Tetapi disaat berlainan, dia memberikan pesimisme luar biasa. Dia menghancurkan semua impian dan khayalan yang dibangun sekejap saja. Dia membuat semua yang di depan menjadi gelap.

Namun, rasionalisasi pikiran dan pertautannya dengan hati telah menyepakati bahwa ini jalan yang benar. Menulis itu jalan yang benar. Menulis itu jalan yang logis untuk dilanjutkan sepanjang hidup. Segala perhitungan memungkinkannya untuk terus digeluti. Meski riuh rendah, pasang surut semangat menghantui. Puzzle ini dapat bertahan dengan segala kekurangan dan kelebihannya.

Dari puzzle inilah kini aku merasakan ada perbedaan dengan dua tahun lalu. Bisa dilihat sebagai perbedaan yang banyak dari sudut pandang tertentu, bisa juga dilihat “bukan apa-apa” dari sudut pandang lainnya. Namun perbedaan itu cukup kentara jika kutelisik dari parameter yang tepat dalam suasana yang spesifik.

Yap, sebuah perbedaan kecil yang membahagiakan. Sejauh ini aku menikmati proses yang berjalan dalam puzzle ini bersama puzzle besar yang sudah ada batasnya itu. Aku tak ingin mengganggunya, kubiarkan saja dia berjalan sesuai kehendak alam.

4 pemikiran pada “Puzzle – Cerita Entah Apa Namanya

Tulis Komentar/tinggalkan jejakmu disini